Ziarah Sebelum Ramadan
17 Maret 2022

Dosa Berguguran Saat Ruku & Sujud Sholat

HADITS HADITS TENTANG SHOLAT LIMA WAKTU KE 21

HADITS IBNU UMAR:

عَنْ أَبِي الْمُنِيبِ، قَالَ: رَأَى ابْنُ عُمَرَ فَتًى قَدْ أَطَالَ الصَّلَاةَ وَأَطْنَبَ، فَقَالَ: أَيُّكُمْ يَعْرِفُ هَذَا؟ فَقَالَ رَجُلٌ: أَنَا أَعْرِفُهُ، فَقَالَ: أَمَا إِنِّي لَوْ عَرَفْتُهُ لَأَمَرْتُهُ بِكَثْرَةِ الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ أَتَى بِذُنُوبِهِ كُلِّهَا فَوُضِعَتْ عَلَى عَاتِقَيْهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ»

Dari Abul Munib, dia berkata: Ibnu Umar melihat seorang pemuda memanjangkan sholat dan melakukan dengan lama, maka beliau bertanya, “Siapa di antara kamu yang mengenalnya?”. Lalu ada seorang laki-laki menjawab, “Aku mengenalnya”. Lalu Ibnu Umar berkata, “Adapun aku, jika aku mengenalnya, sungguh aku perintahkan dia untuk memperbanyak ruku’ dan sujud. Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya jika seorang hamba berdiri untuk melaksanakan sholat, dia datang membawa semua dosa-dosanya, lalu ditaruh dosa-dosanya itu di atas kedua pundaknya, setiap dia ruku’ atau bersujud dosa-dosanya gugur”.

(HR. Ibnu Nashr Al-Maruzi, 1/316, no. 293; Hilyatul Auliya’, 6/99. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shohihah, no. 1398)

HADITS SALMAN AL-FARISI:

عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الْمُسْلِمَ يُصَلِّي وَخَطَايَاهُ مَرْفُوعَةٌ عَلَى رَأْسِهِ، كُلَّمَا سَجَدَ تَحَاطَّتْ، فَيَفْرُغُ حِينَ يَفْرُغُ مِنْ صَلَاتِهِ، وَقَدْ تَحَاتَتْ خَطَايَاهُ»

Dari Salman Al-Farisi, rodhiyalohu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang muslim yang sedang melaksanakan sholat, dosa-dosanya diangkat ditaruh di atas kepalanya, setiap dia bersujud dosa-dosanya gugur, ketika dia selesai dari sholatnya, dosa-dosanya sudah gugur”.

(HR. Thobroni di dalam Mu’jamul Kabir, 6/250, no. 6125; dan di dalam Mu’jamush Shoghir, hlm. 237; dll. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shohihah, no. 3402)